Angkatan ke-7 PonPest SULAIMANIYYAH united islamic cultural centre of indonesia
Sabtu, 23 Maret 2013
MENGAPA RASULULLAH TERSENYUM ??
Ditulis
oleh Agung Kusuma, BIFB Mahasiswa Program Magister Keuangan Islam
Hal
yang menarik adalah kenapa Rasulullah selalu tersenyum, walaupun
beliau dihina dan dicaci maki oleh kaumnya, bahkan ingin dicelakakan
oleh sebagian orang.
Pertama,
Rasulullah mengemban misi yang besar. Masih banyak hal-hal yang harus
difikirkan dan diselesaikan dihadapannya. Masalah ummat dan
penyebaran agama yang menguras banyak tenaga dan waktu harus
dilaksanakannya demi tercapainya hal besar tersebut. Sungguh remeh
apabila Beliau goyah jika ada hal kecil yang menghambat
perjuangannya. Di depan mata Beliau terdapat berjuta planning dan
harapan yang harus dicapainya untuk jangka waktu yang Beliau rancang.
Harapan dan cita-cita harus Beliau tuntaskan bersama para
sahabat-sahabatnya. Apabila masalah kecil itu menggetarkan langkahnya
maka misi agung itu tidak akan tercapailah seperti sekarang ini.
Harapan dan cita-cita Beliau mengalahkan berjuta cercaan dan hinaan
yang dihujamkan kepada insan yang mulia ini.
Kedua, Rasulullah
saw adalah pribadi yang agung. Seorang yang berkepribadian agung
mempunyai jiwa yang besar. Seorang berjiwa besar akan
mudah memaafkan kesalahan orang lain,
karena hatinya yang luas bagaikan samudra. Seperti dikutip dari
perkataan Aa’ Gym jiwa orang yang besar ibarat sebuah lapangan yang
amat luas, apabila terdapat ular dan binatang berbahaya lainnya masih
ada lahan lapangan yang lainnya untuk bergerak, sebaliknya jiwa orang
yang kerdil akan merasakan sesak apabila terdapat sedikit saja
gangguan bagi dirinya, orang lebih sedikit dari dia adalah cobaan
baginya, tersinggung sedikit adalah besar baginya, dan masalah kecil
ia besar-besarkan.
.
Ketiga, senyum
adalah lambang pribadi yang optimis dan positif. Rasulullah adalah
insan yang mulia. Manusia terbaik dimuka bumi ini sejak adanya.
Beliau adalah pemimpin agung. Mustahillah seorang pemimpin itu
mencontohkan kepesimisan. Beliau ingin mencontohkan keoptimisan dalam
menggapai cita-cita bagi seluruh ummatnya. Karena Beliau ingin
ummatnya optimis menggapai cita-cita mereka yang mulia. Dan juga
senyum melambangkan pribadi yang positif, tidak ada gunanya marah
apabila Beliau membalas kejahatan orang Yahudi yang melukainya,
karena itu akan membuang tenaga Beliau saja dan masih banyak tugas
Demikianlah
tatkala seorang buta Yahudi di pinggiran kota Madinah mencaci maki
Beliau, mengatakan Beliau gila, tetapi Beliau dengan santun
menyuapkan kepalan nasi ke mulut orang tua tersebut. Juga kisah
seorang Yahudi yang sengaja menagih uangnya lebih dari waktu yang
mereka janjikan, yang dia sengaja membuat Beliau marah, tetapi beliau
hanya tersenyum. Dan, juga kisah seorang Yahudi yang selalu
meludahkannya pada setiap pagi, tetapi disaat ia sakit ternyata
Rasulullah-lah orang yang pertama kali mengunjunginya.
Sungguh
Muhammad,
Engkau berkepribadian agung.
Langganan:
Postingan (Atom)